Tentang Jihan
#onedayonepost
#odop_6
Langit yang berwarna gelap ke terangan pukul menunjukan 5.30, dia yang setiap pagi selalu membangunkan kan nya untuk bangun lebih pagi, dan bergegas ke kamar mandi lalu berangkat kerja, dia lakukan setiap hari nya agar datang tempat waktun ke tempat kerja agar tidak terlambat. Dia jalani dengan ikhlas yang setiap harinya dia lakukan penuh kesabar, lelah, cape, lesu, itu sudah pasti dan jangan tanyakan lagi siapa orang yang bekerja keras tidak mengenal kata lelah.
Dia jihan seorang laki-laki lahir di keturunan sunda, di hidup dari keluaraga yang sederhana sehingga jihan sebagai anak pertama dia menjadi tulang punggung kekuarga, karena hanya hidup ber dua dengan ibu dan adik perempua nya yang sedang bersekolah di sekolah menengah pertama, jihan engga tega dengan ibu nya untuk bekerja keras sendirian untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, jihan pun bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan agar tercukupi.
Jihan yang baru lulus sekolah menengah atas, jihan harus segera bekerja setelah ijaza nya keluar dan alhamdulillah nya jihan langsung diterima kerja dengan cepat, jihan pun bahagia dengan beberapa minggu setelah melewati nya, jihan pun masuk kerja waktu itu, dan hingga berjalanya waktu hingga saat ini sudah delapan bulan sudah jihan lewati, Lalu semua ini sulit untuk dijalni, suka duka selalu yang tak henti hentinya. Jihan berusaha sabar dengan cobaan yang selalu menghampir nya setiap hari, walu memang tidak mudah tapi jihan selalu mengatasi masalah dan mencari jalan keluarnya agar cepat selesai tidak lari dari masalah.
Jihan terus jalani kehidupan ini dengan semangat yang ngga pernah lelah, jam alarm nya yang selalu menemani jihan setiap pagi, bagun tempat waktu dan agar tidak terlambat ke kerjaan, di seketika jihan sakit di bawa ke klinik di tempat kerja nya, jihan terlalu kecapeann denagn pekerjaanya, jihan belajar untuk beraadaptasi dengan suasana yang baru, keluar darinzona nyaman memang sulit karena tidak terbiasa. Sesekali keluar lah dari zona nyaman mu agar kamu terbiasa.
Lulu mardhiyah
Comments
Post a Comment