POHON KRAMAT PART II
#onedayonepost
#odop_6
Selesai kegiatan menaburkan bunga di sekitar pohon yang di juluki pohon kramat itu mereka ber empat pun pulang ke tempat nya bapa Rusdi yang selaku ketua Rt di Desa Kali Sewo. Hari semakin sore warga pu sudah tidak terlihat aktifitas, mereka sudah memsaki rumah adzan magrib pun berkumandang warga pum berbondong-bondong ke musholah yang berda sebalah timur sampai waktunya sholat isya setelah jam 21.00 semua warga tidak ada yang keluar rumah semua nya sudah mengunci diri di dalam rumah masing – masing.
Yang konon katanya jika ada anak perawan yang keluar melebih jam 21.00 WIB, akan terkena kutukan menjadi perwan tua entah itu mitos benar atau tidak namun kepercayaan warga setempat semua menyakininya adanya pohon keramat itu, dan memang ada bukti tetapi entah itu kepercayaan dari pohon keramat itu atau memang takdir dari allah semua ini kebali kepada kepercayaan masing – masing saja.
Makan malam pun selesai tdak terasa sambil mendengarkan cerita dari si bapak kuson selaku Rt di Desa Kali Sewo ini tentang adanya kepercayaan pohon keramat, Riska pun makin penasaran jika di malam hari pohon keramat itu seperti apa sih tiba- tiba Riska ingin keluar melihat nya sedangkan waktu pukul menunjukan 22,00 malam, beruntung nya si Pebi melihat Riska yang ingin keluar menuju pintu ruang tamu yang akses menuju keluar.
Pebi “ elu mau kemana Ris “
“ mau keluar, mau kumpul sama warga di luar “. ( Riska menjawabnya dengan santai )
“ apa elu mau keluar, tadi kan sudah di kasih tau anak perawan tiak boleh keluar, ini kepercayaan dari warga setempat, elu ngga percaya dengan adanya kepercayaan orang setempat di desa ini “ Pebi dengan tegas memberitahu Riska agar tidak keluar.
Riska menjawab dengan pelan “ yaudah gua mempercayai nya gua engga akan keluar, gua takut jadi perawan tua juga”.
“ kamu ngga akaan jadi perawan tua, kan ada aku” pebi pun celotehan gombal nya keluar
( senyuman dengan bibir tipis nya yang manis ).
( Riska pun tersenyum – senyum )
Semuanya pun tidur ke kamar masing – masing tak terasa ayam jago berkokok dengan lantangnya, sebelum meninggalkan kan kampung Desa Kali Sewo ini Riska dan kawan – kawan pun membwa bungan di pagi hari tuk menaburkan nya di sekitar pohon kramat itu. Tidak lama anak – anak ber empat pun perkembali ke rumah Pak Rt Kuson untuk berpamitan pulang ke kota dan mengucapkan terimakasih atas tumpangan nya dan berbagai cerita keprcayaan warga Desa Kali Sewo.
#onedayonepost
#odop_6
Selesai kegiatan menaburkan bunga di sekitar pohon yang di juluki pohon kramat itu mereka ber empat pun pulang ke tempat nya bapa Rusdi yang selaku ketua Rt di Desa Kali Sewo. Hari semakin sore warga pu sudah tidak terlihat aktifitas, mereka sudah memsaki rumah adzan magrib pun berkumandang warga pum berbondong-bondong ke musholah yang berda sebalah timur sampai waktunya sholat isya setelah jam 21.00 semua warga tidak ada yang keluar rumah semua nya sudah mengunci diri di dalam rumah masing – masing.
Yang konon katanya jika ada anak perawan yang keluar melebih jam 21.00 WIB, akan terkena kutukan menjadi perwan tua entah itu mitos benar atau tidak namun kepercayaan warga setempat semua menyakininya adanya pohon keramat itu, dan memang ada bukti tetapi entah itu kepercayaan dari pohon keramat itu atau memang takdir dari allah semua ini kebali kepada kepercayaan masing – masing saja.
Makan malam pun selesai tdak terasa sambil mendengarkan cerita dari si bapak kuson selaku Rt di Desa Kali Sewo ini tentang adanya kepercayaan pohon keramat, Riska pun makin penasaran jika di malam hari pohon keramat itu seperti apa sih tiba- tiba Riska ingin keluar melihat nya sedangkan waktu pukul menunjukan 22,00 malam, beruntung nya si Pebi melihat Riska yang ingin keluar menuju pintu ruang tamu yang akses menuju keluar.
Pebi “ elu mau kemana Ris “
“ mau keluar, mau kumpul sama warga di luar “. ( Riska menjawabnya dengan santai )
“ apa elu mau keluar, tadi kan sudah di kasih tau anak perawan tiak boleh keluar, ini kepercayaan dari warga setempat, elu ngga percaya dengan adanya kepercayaan orang setempat di desa ini “ Pebi dengan tegas memberitahu Riska agar tidak keluar.
Riska menjawab dengan pelan “ yaudah gua mempercayai nya gua engga akan keluar, gua takut jadi perawan tua juga”.
“ kamu ngga akaan jadi perawan tua, kan ada aku” pebi pun celotehan gombal nya keluar
( senyuman dengan bibir tipis nya yang manis ).
( Riska pun tersenyum – senyum )
Semuanya pun tidur ke kamar masing – masing tak terasa ayam jago berkokok dengan lantangnya, sebelum meninggalkan kan kampung Desa Kali Sewo ini Riska dan kawan – kawan pun membwa bungan di pagi hari tuk menaburkan nya di sekitar pohon kramat itu. Tidak lama anak – anak ber empat pun perkembali ke rumah Pak Rt Kuson untuk berpamitan pulang ke kota dan mengucapkan terimakasih atas tumpangan nya dan berbagai cerita keprcayaan warga Desa Kali Sewo.
Comments
Post a Comment